Festival Budaya Asmat
Kegiatan Festival Budaya Asmat
ini sudah ada sejak tahun 1981 dan rutin diadakan setiap tahunnya.
Berbagai kegiatan dilakukan, antara lain menampilkan pertunjukan tarian
dan musik, lelang patung, demo membuat ukiran, lomba perahu, dan
pemilihan abang none Asmat.
Salah satu tujuan diadakannya festival
ini adalah mempertahankan Asmat sebagai situs budaya dan memperkenalkan
Kabupaten Asmat sebagai tujuan wisata. Selain itu juga demi
melestarikan nilai-nilai budaya suku Asmat.
Festival
tahunan ini telah mendapatkan penghargaan dunia sebagai situs warisan
budaya. Sebenarnya, festival biasa diadakan pada bulan Oktober, namun
karena kemarau berkepanjangan, Festival Budaya Asmat diundur sampai
Januari 2016 ini.
Festival Lembah Baliem
Lembah Baliem
merupakan sebuah lembah yang berada di pegunungan Jayawijaya. Lembah
ini juga dikenal sebagai tempat tinggal suku Dani, suku Yali dan suku
Lani.
Festival Lembah Baliem awalnya merupakan gelaran perang
antar suku Dani, Lani, dan Yali sebagai lambang kesuburan dan
kesejahteraan. Ajang adu kekuatan antar suku ini telah berlangsung turun
temurun hingga saat ini. Kegiatan ini biasanya berlangsung selama tiga
hari setiap bulan Agustus.
Hal yang istimewa dari Festival Lembah Baliem
adalah semuanya dibuat layaknya peperangan sungguhan. Pertunjukan akan
dimulai dengan cerita penculikan warga, pembunuhan anak suku, atau
penyerbuan ladang yang baru dibuka. Pemicu-pemicu tersebut akan membuat
suku lain akan membalas dendam dan perang pun terjadi.
Meski
menunjukkan kisah peperangan, pertunjukan ini tak menjadikan balas
dendam atau permusuhan sebagai tema besar. Adanya festival ini memiliki
makna positif yaitu Yogotak Hubuluk Motog Hanoro yang berarti harapan akan esok hari yang harus lebih baik dari hari ini.
Selain
pertunjukkan peperangan, ada berbagai tradisi suku-suku setempat yang
dapat dinikmati pengunjung. Selama festival berlangsung, akan ada lebih
dari 40 suku lengkap dengan pakaian tradisional dan lukisan di wajah
mereka.
KIta juga dapat menyaksikan pertunjukan pikon atau alat
musik tradisional, karapan babi, perlombaan memanah, melempar sege atau
tongkat ke sasaran, puradan yaitu menggulirkan roda dari anyaman rotan,
dan sikoko yaitu melempar pion ke sasaran.
Wisatawan juga dapat
mencoba untuk menghayati budaya Lembah Baliem dengan memakai koteka dan
menghitamkan tubuhnya sebagaimana penduduk asli era dulu sehingga turut
menyemarakkan suasana festival.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/piknik/festival-budaya-asmat-dan-lembah-baliem-di-papua
0 komentar:
Posting Komentar